Ujian Nasional (UN) untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) digelar mulai hari ini hingga Kamis, 28 Maret 2019. UN tingkat SMK diikuti sekitar 1,53 juta siswa dari 13.513 sekolah di seluruh Tanah Air.
Menurut Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Abduh, bahwa UN SMK mengujikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan teori kejuruan. Sebanyak 99,5% pelaksanaan UN SMK sudah menggunakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), sisanya menggunakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP).
"Ada sejumlah SMK di sembilan provinsi masih menggunakan UNKP, yakni di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat," sebut Abduh.
Terkait dengan antisipasi kemungkinan listrik mati saat berlangsungnya UN, menurut Abduh, Kemdikbud bersama PLN telah berkomitmen menjaga pasokan listrik selama UN.
Direktur Pembinaan SMK Kemdikbud, Muhammad Bakrun berpesan, agar seluruh SMK dan peserta UN fokus melaksanakan dan mengikuti UN. "Selamat menempuh UN. Jangan lupa berdoa dan percaya dengan kemampuan sendiri," kata Bakrun.
Sementara itu, sejumlah sekolah menyatakan siap menggelar UN. Kepala SMK Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta, Suprapto, mengatakan, sekolahnya siap menggelar UNBK dengan diikuti 280 siswa. "Semuanya sudah siap, sebelumnya juga sudah dilakukan simulasi-simulasi," katanya.
Menurut dia, sekolahnya menyediakan tiga ruangan. Tiap ruangan berisi 32 unit komputer atau totalnya ada 96 unit komputer. Dengan demikian, UNBK akan diselenggarakan dalam tiga sesi. "Genset juga disiapkan, tapi harapannya jangan sampai digunakan," imbuhnya.
Di Provinsi Bengkulu, sebanyak 8.086 siswa SMK di 10 kabupaten/kota akan mengikuti UNBK. "Soal UN seluruhnya dibuat oleh Kemdikbud. Tapi kelulusan siswa bukan ditentukan nilai UN," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Budiman Ismaun.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung, Muhammad Soleh. Ia menjelaskan, kelulusan siswa ditentukan berdasarkan hasil ujian akhir sekolah berbasis nasional (UASBN), uji kompetensi, dan ujian praktik.
"Ujian Nasional (UN) memang tak menentukan kelulusan, tapi kami tetap menyiapkannya secara matang karena UN untuk memetakan mutu pendidikan," ucapnya.
Sumber:
- Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat - Kemdikbud
- kemdikbud.go.id
Menurut Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Abduh, bahwa UN SMK mengujikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan teori kejuruan. Sebanyak 99,5% pelaksanaan UN SMK sudah menggunakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), sisanya menggunakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP).
"Ada sejumlah SMK di sembilan provinsi masih menggunakan UNKP, yakni di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat," sebut Abduh.
Terkait dengan antisipasi kemungkinan listrik mati saat berlangsungnya UN, menurut Abduh, Kemdikbud bersama PLN telah berkomitmen menjaga pasokan listrik selama UN.
Direktur Pembinaan SMK Kemdikbud, Muhammad Bakrun berpesan, agar seluruh SMK dan peserta UN fokus melaksanakan dan mengikuti UN. "Selamat menempuh UN. Jangan lupa berdoa dan percaya dengan kemampuan sendiri," kata Bakrun.
Sementara itu, sejumlah sekolah menyatakan siap menggelar UN. Kepala SMK Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta, Suprapto, mengatakan, sekolahnya siap menggelar UNBK dengan diikuti 280 siswa. "Semuanya sudah siap, sebelumnya juga sudah dilakukan simulasi-simulasi," katanya.
Menurut dia, sekolahnya menyediakan tiga ruangan. Tiap ruangan berisi 32 unit komputer atau totalnya ada 96 unit komputer. Dengan demikian, UNBK akan diselenggarakan dalam tiga sesi. "Genset juga disiapkan, tapi harapannya jangan sampai digunakan," imbuhnya.
Di Provinsi Bengkulu, sebanyak 8.086 siswa SMK di 10 kabupaten/kota akan mengikuti UNBK. "Soal UN seluruhnya dibuat oleh Kemdikbud. Tapi kelulusan siswa bukan ditentukan nilai UN," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Budiman Ismaun.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung, Muhammad Soleh. Ia menjelaskan, kelulusan siswa ditentukan berdasarkan hasil ujian akhir sekolah berbasis nasional (UASBN), uji kompetensi, dan ujian praktik.
"Ujian Nasional (UN) memang tak menentukan kelulusan, tapi kami tetap menyiapkannya secara matang karena UN untuk memetakan mutu pendidikan," ucapnya.
Sumber:
- Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat - Kemdikbud
- kemdikbud.go.id
0 Comments